Saturday 29 August 2015

Surat Untuk Yumna


Kepada Aqilah Yumna Ar-Rizal, Cucu ketiga di Rumah Putih

Hari ini, 19 Mei 2015, usiamu genap 1 tahun.

Tidak mudah bagimu untuk tiba di usia ini sayang. Namun berkat limpahan cinta Allah yang tumbuh melalui doa-doa yang tiada henti dari semua orang yang mencintaimu, menjadi berkah bagimu.

Yumna sayang,
Setahun yang lalu, di pagi hari yang cerah, tangismu menjadi jawaban atas penantian panjang ayah dan bundamu. Ada banyak rasa khawatir yang berderai bersama air mata bahagia mereka ketika mendengar tangismu pecah memecah sunyi. Bundamu telah berjuang mempertaruhkan hidup agar kau bisa terlahir dengan proses normal, bukan untuk melengkapi keberadaannya sebagai wanita melainkan untuk sebuah kehidupan baru di Rumah Putih. Untuk dirimu.

Aku memang tidak menyaksikan proses kelahiranmu, tetapi aku tahu betapa sempurnanya bundamu merasakan "sakit" dan betapa hebatnya dia berjuang untuk dirimu sayang. Kau tentu boleh menanyakan hal itu kepada nenek yang menemani bundamu saat itu.

Yumna sayang,
Satu tahun kau bertumbuh. Di awal usimu yang beberapa bulan, kau pernah membuat kami khawatir. Detak jantungmu tiba-tiba melemah. Kata dokter yang memeriksa kondisimu saat itu, kau harus menjalani perawatan khusus di rumah sakit.

Tak banyak perubahan setelah perawatan yang kau jalani selama beberapa hari itu sehingga ayah dan bundamu memutuskan untuk melanjutkan perawatanmu di kota tempatku saat ini menuliskan surat untukmu. Kakek turut menemanimu saat itu. Sebab hanya kakek satu-satunya yang mampu redakan tangismu dan menenangkanmu dalam pelukannya hingga kau tertidur.

Yumna sayang,
Beberapa orang di sekitarmu mungkin saja tak senang akan beberapa hal yang ada padamu. Tetapi kau tak perlu menghiraukan kata mereka tentang dirimu. Biarkan caci, maki, atau hujatan apa pun yang mereka lontarkan padamu menjadi jembatan keberkahan atas segala hal yang dititipkan Allah padamu. Bersyukurlah sayang, sebab hal itu akan membuat hatimu kuat dan bijak serta mengajarkan padamu tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Jangan pernah sisipkan kebencian di hatimu sedikit pun karena Rumah Putih tak mengajarkan itu padamu. Kau adalah keberkahan di Rumah Putih, karena itu kau harus merawat cinta yang kami berikan padamu.

Yumna,
Tak banyak yang bisa kutuliskan padamu. Semoga kau tumbuh dengan limpahan berkah dari Allah.

Ingatlah nak, kelak jika kau besar nanti, jadilah dirimu yang apa adanya saja. Dengan itu, aku akan selalu membanggakanmu.


Salam Cinta,
Tante Cici






No comments:

Post a Comment