Kebenaran, seperti apa pun wajahnya,
tidak diperbudak oleh apa pun.
Ia berdiri tunggal,
lepas dari segala jenis kekuasaan.
Ia tak memihak,
bebas dari semua jenis transaksi.
Ia bahkan tak terikat oleh rasa.
Jika seseorang yang di bibirnya meneriakkan kebenaran dengan lantang,
namun hatinya diombangambing oleh resah
hingga koyak dimangsa duka ketika kesunyian tiba padanya,
percayalah, itu hanya gumam belaka.
Tetapi, ketika seseorang yang merasa benar bertafakur dalam sunyi
dan bertemu keheningan yang menyejukkan hatinya
hingga kebeningan air mata jiwanya menetes dan membasahi hatinya,
maka percayalah,
ia sedang menikmati kebenaran yang paling nyata.
Maka bersyukurlah!
Cahaya kebenaran itu masih berpijar di dadamu.
Makassar, 2019
|
Gambar: Private Collection |