Seperti seorang musafir,
Kupijakkan kaki di antara lorong-lorong
Yang berisi sunyi, berkhalwat,
Mengikuti setitik cahaya tanpa warna,
Tanpa tau ke mana akan menepi
Angin meniupkan aroma tanpa rasa
Membisikkan dzikir-dzikir alam,
Penuntun para pencari yang terilhami
Sesaat, ngilu mencekam di kerongkongan
Sesak di dada,
Kaku di sekujur tubuh,
Gemeter, berguncang
Namun tak terhempas
Sebab Cahaya berlahan melingkupi
Wujudku lenyap,
Sirku lenyap,
Lebur dikeheningan yang Maha Hening
Sang Cahaya pun meninggi menegaskan arah
Menampakkan pijar yang menyala-nyala
Mata terpejam, tak kuasa memandang
Inikah Cahaya sumber segala Cahaya?
Hati berpasrah, tak mampu berucap
Menikmati rindu yang lahir dari rahasiaNya
Hening, lebur dalam segala rasa.
No comments:
Post a Comment